Thursday, September 26, 2019

PANDANGAN TENTANG MANAJEMEN DAN PENDIDIKAN


A.    PANDANGAN TENTANG MANAJEMEN.
Manajemen adalah suatu proses mengarahkan, megkoordinasikan, dan mempengaruhi perasional organisasi untuk memperoleh hasil yang diinginkan serta meningkatkan performa organisasi secara keseluruhan (Carlisle, 1987: 10). Pengertian tersebut menekankan bahwa lingkup tugas manajemen adalah mengarahkan, dan mengkoordinasikan seluruh anggota organisasi untuk melakukan sesuatau sesuai kapasitasnya masing-masing untuk mencapai tujuan dari organisasi tersebut. Jika proses ini berjalan dan memperlihatkan hasil yang berarti, maka performa organisasi juga akan meningkat sebagai organisasi yang baik, kuat dan solid. Serta akan menghasilkan output atau outcome  sesuai harapan.[1]
Banyak pengertian dari manajemen, salah satunya menurut (Bush, 1986: 1) manajemen adalah suatu proses koordinasi yang terus-menerus dilakukan oleh seluruh anggota organsasi untuk menggunakan sumber daya dalam upaya memenuhi berbagai tugas organisasi yang dilakukan dengan efisien dan efektif.[2]
Unsur-unsur manajemen, antara lain :
1.      Ada manusianya
2.      Ada materialnya
3.      Mempunyai uang
4.      Mempunyai waktu.
5.      Memiliki prosedur / undang-undang
6.      Dan memilki tujuan.
Fungsi manajemen, antara lain :
1.      Planning (perencanaan)
2.      Organizing (pengorganisasian)
3.      Actuating (pelaksanaan)
4.      Controling (kontrol / pengawasan)[3]
Kecerdasan manajerial yang sangat  diperlukan bagi seorang manajer untuk bisa bekerja sama dengan dan mengerjakan sesuatau melalui orang lain. Berikut adalah berbagai klasifikasi kemampuan manajerial yang amat berguna untuk dipertimbangkan sebagai langkah awal mengerjakan berbagai tugas manajerial. Yaitu :
1.      Kemampuan mencipta, yang meliputi :
a.       Selalu mempunyai ide-ide bagus
b.      Selalu memperoleh solusi untuk berbagai problem yang biasa dihadapi
c.       Mampu mengantisipasi berbagai konsekuensi dari pelaksanaan berbagai keputusan
d.      Mampu menggunakan kemampuan berpikir imajinatif (lateral thingking) untuk manghubungkan sesuatu dengan yang lainnnya, yang tidak bisa muncul dari analisis.
e.       Menggunakan imajinasi.
2.      Kemampuan membuat perencanaan, yang meliputi:
a.       Mampu menghubungkan kenyataan sekarang dengan kebutuhan esok
b.      Mampu mengenali apa-apa yang penting saat itu dan apa-apa yang benar mendesak
c.       Mampu mengantisipasi kebutuhan mendatang
d.      Mampu malakukan analisis
3.      Kemampuan mengorganisasi, yang meliputi:
a.       Mampu mendistribusikan tugas dan tanggung jawab yang adil
b.      Mampu membuat putusan ssecara cepat
c.       Selalu berada di muka saat pertanggung jawaban
d.      Selalu bersikap tenang dalam menghadapi kesulitan
e.       Mampu mengenali pekerjaan itu sudah selesai dan sempurna dikerjakan
4.      Kemampuan berkomunikasi, yang meliputi:
a.       Mampu memahami orang lain
b.      Mampu dan mau mendengarkan orang lain
c.       Mampu menjelaskan sesuatu pada orang lain
d.      Mampu membuat orang lain berbicara
e.       Bijak
f.       Toleran terhadap kesalahan orang lain
g.      Mampu mengucapkan terima kasih pada orang lain dan selalu mendorong orang lain untuk maju
h.      Selalu memelihara agar setiap orang memperoleh informasi yang diperlukan
i.        Selalu mengikuti dan memanfaatkan teknologi informasi.

5.      Mampu memberi motivasi, yang meliputi:
a.       Mampu memberi inspirasi pada orang lain
b.      Menyampaikan tantangan yang realistis
c.       Membantu orang lain untuk mencapai tujuan dan target
d.      Membantu orang lain untuk menilai konstribusi dan pencapaiannya sendiri

6.      Mampu melakukan evaluasi, yang meliputi:
a.       Mampu membandingkan antara hasil yang dicapai dengan tujuan
b.      Mampu melakukan evaluasi diri
c.       Mampu melakukan evaluasi terhadap pekerjaan orang lain
d.      Mampu melakukan tindakan pembenaran saat diperlukan.[4]

B.     PANDANGAN TENTANG PENDIDIKAN
1.      Arti Pendidikan secara etimologi
Pendidikan bersala dari bahaa yunani yaitu “Paedagogie”. Yang terdiri dari kata “PAIS” , artinya anak, dan “AGAIN” diterjemahkan membimbing, jadi paedagogie yaitu bimbingan yang diberikan kepada anak.


2.      Secara definitif pendidikan (Paedagogie) diartikan oleh para tokoh pendidikan, sebagai berikut :
a)      John Dewey
Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fumdamental secara intelektual dan emosional kearah alam dan sesama manusia.
b)      Langeveld
Mendidik adalah mempengaruhi anak dalam usaha membimbingnya supaya menjadi dewasa. Usaha membimbing adalah usaha yang disadari dan dilaksanakan dengan sengaja antara orang dewasa dengan anak/ yang elum dewasa.
c)      Hoogeveld
Mendidik adalah membantu anak supaya ia cukup cakap menyelnggarakan tugas hidupnya atas tanggung jawabnya sendiri.
d)     SA. Bratanata dkk.
Pendidikan adalah usaha  yang disengaja diadakan baik langsung maupun dengan ara yang tidak langsung untuk membantu anak dalam perkembangannya mencapai kedewasaannya.
e)      Rousseau
Pendidikan adalah memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa anak-anak, akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa.
f)       Ki Hajar Dewantara
Mendidik adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
g)      GBHN
Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.[5]
            Pada umumnya masalah pendidikan dapat dibahas melalui 2 segi :
1.      Segi pengertian pendidikan.
Sebagaimana yang telah disampaikan diatas tadi.
2.      Segi pandangan pendidikan terhadap sasarannya
Manusia bukanlah seekor makhluk biologis, melainkan seorang pribadi, seorang person, seorang subyek, artinya ia mengerti akan dirinya, ia mampu menempatkan dirinya, ia mampu menempatkan dirinya dalam situasinya, ia dapat mengambil sikap dan menentukan dirinya, nasibnya ada di tangan sendiri. (Driyarkarya 1980: 82)
Anak didik adalah manusia muda, manusia yang msih dalam taraf potensial, manusia yang belum sampai pada taraf “maksimal” maka dari itu, mengapa pendidikan atau mendidik itu disebut suatu perbuatan fundamental. Sebabnya, karena itu adalah proses hominisasi dan humanisasi, yaitu perbuatan yang menyebabkan manusia menjadi manusia (Driyarkarya, 1980 : 87). Proses hominisasi artinya penjadian manusia, yaitu manusia dari taraf potensial, ketaraf “maksimal” (telah mampu berbuatsebagai selayaknya manusia), sedanngkan proses humanisasi menunjukkan perkembangan yang lebih tinggi. Humanismus berarti perkembangan kebudayaan yang lebih tinggi.

Pentingnya Pendidikan
Kata pendidik bagi awam atau pembaca umumnya langsung mengkaitkan dengan masalah sekolah dalam arti pertemuan guru dengan muridnya. Sehingga orang tua merasa berkewajiban untuk mendidik anaknya baik secara langsung maupun tidak langsung lewat persekolahan.

Mengapa pendidikan itu penting?        

Hal ini dapt disoroti lewat:
1)      Segi anak
Anak adalah mahluk yng sedang tumbuh, olehkarena itu pendidikan penting sekali karena mulai sejak bayi belum dapat berbuat sesuatu unutk kepentingan dirinya, baik untuk mempertahankan hidup maupun merawat diri, semua kebutuhan tergantung ibu/ orang tua.
Bandingkan saja dengan anak binatang, misalnya ayam dalam waktu yang relatif singkat si anak ayam sudah mampu untuk jalan dan makan sendiri, tidak demikian halnya dengan manusia. Oleh sebab itu anak/ bayi manusia memerlukan bantuan, pelayanan, dorongan dari orang lain demi mempertahnkan hidup dengan mendalami belajar setahap demi setahap unutk memperoleh kepandaian, ketrampilan dan pembentukan sikap dan tingkah laku sehingga lambat laun dapat berdiri sendiri yang semuanya itu memerlukan waktu yang cukup lama.
2)      Segi orang tua
Pendidikan adalah karena dorongan orang tua yaitu hati nuraninya yang terdalam yang mempunyai sifat kodrati untuk mendidik anaknya baik dalam segi phisik, sosial, emosi maupun inteligensinya agar memperoleh keselamatan, kepandaian, agar mendapat kebahagiaan hidup yang mereka idam-idamkan, sehingga ada tanggung jawab moral atas hadirnya anak tersebut yang diberikan oleh tuhan yang maha esa untuk dapat dipelihara dan didik dengan sebaik-baiknya.[6]

Fungsi Pendidikan
 Fungsi pendidikan dalam arti mikro (sempit) ialah membantu (secara sadar) perkembangan jasmani dan rohani peserta didik. Fungsi pendidikan secara makro (luas) ialah sebagai alat :
a.       Pengembangan pribadi
b.      Pengembangan warga negara
c.       Pengembangan kebudayaan
d.      Pengambangan bangsa.[7]

C.     PENGERTIAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
Manajemen pendidikan dapat diberi makna dari beberapa sudut pandang sebgai berikut :
1.      Manajemen pendidikan sebagai kerjasama untuk mencapai tujuan pendidikan
2.      Manajemen pendidikan sebagai proses untuk mencapai tujuan pendidikan
3.      Manajemen pendidikan sebagai suatu sistem
4.      Manajemen pendidikan sebagai upaya pendayagunaan sember-sumber untuk mencapai tujuan pendidikan
5.      Manajemen pendidikan sebagai kepemimpinan mamajemen
6.      Manajemen pendidikan sebaga proses pengambilan keputusan
7.      Manajemen pendidikan sebagai aktivitas komunikasi
8.      Manajemen pendidikan dalam pengertian yang sempit sebagai kegiatan ketatausahaan di sekolah.

Makna manajemen pendidikan :
1.      Manajemen pendidikan mempunyai pengertian kerja sama untuk mencapai tujuan pendidikan. Seperti kita ketahui tujuan pendidikan itu merentang dari tujuan yang sederhana sampai dengan tujuan yang kompleks, tergantung lingkup dan tingkat pengertian pendidikan mana yang dimaksud.
2.      Manajemen pendidikan mengandung pengertian proses untuk mencapai tujuan pendidikan. Proses itu dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemantauan, dan penilaian perencanaan meliputi kegiatan menetapkan apa yang ingin dicapai, bagaimana mencapai, berapa lama, berapa orang diperlukan, dan berapa banyak biayanya. Perencanaan itu dibuat sebelum suatu tindakan dilaksanakan.
Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan membagi tugas-tugas kepada orang yang terlibat dalam kerja sama pendidikan tadi. Karena tugas-tugas ini demikian banyak dan tidak dapat diselesaikan oleh satu orang saja, maka tugas-tugas ini dibagi untuk dikerjakan masing-masing anggota organisasi.
Pengarahan diperlukan agar kegiatan yang dilakukan bersama itu tetap melaui jalur yang telah ditetapkan. Tidak terjadi penyimpangan yang dapat menimbulkan terjadinya pemborosan. Semua orang yang bekerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, harus tetap ingat dan secara konsisten menuju tujuan itu.
Disamping pengarahan, suatu kerja sama juga memerlukan proses pemantauan (monitoring) yaitu, suatu kegiatan untuk mengumpulkan data dalam usaha mengetahui sudah sampai seberapa jauh kegiatan pendidikan telah mencapai tujuannya. Dan kesulitan apa saja yang ditemui dalam pelaksanaan itu.
3.      Manajemen pendidikan dapat dilihat dengan kerangka berfikir sistem. Sistem adalah keseluruhan yang terdiri dari bagian-bagian dan bagian-bagian itu berinteraksi dalam suatu proses utuk mengubah masukan menjadi keluaran.

 



masukan                                                   keluaran
murid                                                        lulusan



pengertian ini kelihatannya sulit, tetapi sebenarnya tidak demikian. Ambillah contoh suatu sekolah dasar. Sekolah dasar itu merupakan suatu keseluruhan yang memproses murid menjadi lulusan.
4.      Manajemen pendidkan juga dapat dilihat dari segi afetifitas pemanfaatan sumber. Jika manajemen dilihat  dari sudut ini, perhatian tertuju kepada usaha untuk melihat pakah pemanfaatan sumber yang ada dalam mencapai  tujuan pendidikan itu sudah mencapai sasaran yang ditetapkan dan apakah dalam pencapaian tujuan itu tidak terjadi pemborosan. Sumber yang dimaksud ialah berupa sumber manusia, uang, sarana dan prasarana maupun waktu.
5.      Manajemen pendidikan juga dapat dilihat dari segi kepemimpinan. Manajemen pendidikan dilihat dari kepemimpinan merupakan usaha untuk menjawab pertanyaan bagaimana dengan kemampuan yang dimiliki adminstrator pendidikan itu ia dapat melaksanakan tut wuri handayani, ing madyo mangun karso, dan ing ngarso sung tulodo dalam pencapaian tujuan pendidikan.
6.      Manajemen pendidikan juga dpat dilihat dari proses pengambilan keputuan. Kita tahu bahwa melakukan kerja sama dan memimpin kegiatan sekelompok orang bukanlah pekerjaan yang mudah. Setiap kali. Administrator dihadapkan kepada bermacam-macam masalah, dan ia harus memecahkan masalah itu. Untuk memecahkan masalah itu diperlukan kemampuan dalam mengambil keputusan, yaitu memilih kemungkinan tindakan yang terbaik dari sejumlah kemungkinan-kemungkinan tindakan yang dapat dilakukan
7.      Manajemen pendidikan juga dpat dilihat dari segi komunikasi. Komunikasi dapat diartikan sederhana sebagai usaha untuk membuat orang lain mengerti apa yang kita maksudkan, dan kita juga mengerti apa yang dimaksudkan orang lain. Jika didalam kerja sama tidak ada komunikasi, maka orang yang bekerja sam itu saling tidak mengetahui apa yang dikerjakan atau apa yang diinginkan teman sekerjanya. Bilahal ini terjadi, sebenarnya kerja sama itu tidak ada dan oleh karena itu administrasi pun tidak ada.
8.      Manajemen sering kali diartikan dalam pengertian yang sempit yaitu katatausahaan yang intinya adalah kegiatan rutin cata-mancatat, mendokukmentasikan kegiatan, menyelenggrakan surat-menyurat dengan segala aspeknya. Serta mempersiapkan laporan. Pengertian yang demikian tidak terlalu salah, karena setiap aspek kegiatan adinistrasi dengan pengertian diatas, selalu memerlukan kegiatan pencatatan.
Dibagian depan sudah diuraikan sedikit bahwa manajemen pendidikan dapat ditinjau dari sudut yang berbeda. Proses ini merupakan daur (siklus) yang dimulai dari :perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pembiayaan, pemantauan dan penilaian.[8]
           
            Manajemen pendidikan memiliki karakteristik yang membedakan dengan manajemen lainnya dalam bidang layanan jasa lainnya. Menurut Tony Bush, perbedaan-perbedaan tersebut meliputi (bush, 1986: 5-6) :
1. Tujuan dari lembaga pendidkan berbeda dengan layanan jasa lainnya, dan tidak mudah untuk didefenisikan dibanding dengan manajemen perdagangan umpamanya. Karena pendidikan bertugas mendidik anak-anak agar memiliki berbagai nilai, bahkan kepercayaan yang semuanya sukar untuk diukur. Beda dengan perdagangan, sangat mudah untuk dihitung, kendati demikian, banyak aspek dari hasil pendidkan yang mudah dan bisadiukur, kendati banyak pula yang sukar untuk mengukurnya.
2. Kemudian, dalam pendidikan aspek tujuan termasuk yang sukar pula diukur tingkat ketercapaiannya, apakah tujuan pendidikan itu telah tercapai atau belum saat seorang siswa telah menyelesaikan pendidikannya pada jenjang dan jenis tertentu.
Tanggung jawab manajemen adalah pada manejernya, yaktni koordinator atau direktur dari sebuah organisasi,atau dalam konteks sekolah adalah kepala skolah, yang memperoleh tanggung jawab individual untuk melakukan monitoring aliran kerja, mengintegrasikan berbagai usaha dan upaya, mencapai tujuan dan memimpin sekolah secara efisien dan efektif. Yakni mampu melakukan pengambilan pilihan yang tepat dan mendorong berbagai aktivitas agar organisasinya bisa mencapai tujuan, serta mampu menggunakan semua sumber daya untuk mencapai semua tujuan organisasinya itu carlisle, 1987: 6). Sesuai bidang tanggung jawabnya itu, maka seorang kepala sekolah, sebagai manajer harus memiliki dua kriteria utama, yakni pengetahuan teknis dan keterampilan manajerial. Kamapuan teknis ialah kemampuan atau pengetahuan yang dapat meningkatkan kualitas pelaksanaan tugas serta pelayanan. Sedangkan kemampuan manajerial ialah keterampilan mengarahkan semua anggota organisasinya untuk mengerjakan tugas sesuai dengan bidangnya dan kewenangannya.


DAFTAR PUSTAKA

Ihsan, Fuad, Drs. H, Dasar-dasar Kependidikan, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2005
Suryosubrto, B, Drs, Manajemen Pendidikan Di Sekolah, PT. Rineka Citra, Jakarta, 2004
Rosyada, Dede, Prof. Dr. Paradigma Pendidikan Demokratis, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2007
Ahmadi, Abu, Drs. H, Uhbiyati, Nur, Dra. Ilmu pendidikan, PT. Rineka Citra, Jakarta, 2001
Daryanto, M, Drs. H, Administrasi Pendidikan, PT Rineka Citra, jakarta, 2006



[1] Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., Paradigma Pendidikan Demokratis. Hal : 222
[2] Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., Paradigma Pendidikan Demokratis. Hal : 223
[3] Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., Paradigma Pendidikan Demokratis. Hal : 229
[4] Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., Paradigma Pendidikan Demokratis. Hal : 227

[5] Drs. H. Abu Ahmadi & Dra. Nur Uhbiyati, Ilmu Pedidikan, hal : 68-70
[6] Drs. H. Abu Ahmadi & Dra. Nur Uhbiyati, Ilmu Pedidikan, hal : 74
[7] Drs. H. Fuad Ihsan, dasar-dasar kependidikan, hal: 11
[8] Drs. B. Suryosubroto. Manajemen pendidikan di sekolah, hal :15-22

Wallahua'lam... @n_s

SOAL BTQ SEMESTER 2 KELAS VI