A. PANDANGAN
TENTANG MANAJEMEN.
Manajemen
adalah suatu proses mengarahkan, megkoordinasikan, dan mempengaruhi perasional
organisasi untuk memperoleh hasil yang diinginkan serta meningkatkan performa
organisasi secara keseluruhan (Carlisle, 1987: 10). Pengertian tersebut
menekankan bahwa lingkup tugas manajemen adalah mengarahkan, dan
mengkoordinasikan seluruh anggota organisasi untuk melakukan sesuatau sesuai
kapasitasnya masing-masing untuk mencapai tujuan dari organisasi tersebut. Jika
proses ini berjalan dan memperlihatkan hasil yang berarti, maka performa
organisasi juga akan meningkat sebagai organisasi yang baik, kuat dan solid.
Serta akan menghasilkan output atau outcome sesuai harapan.[1]
Banyak
pengertian dari manajemen, salah satunya menurut (Bush, 1986: 1) manajemen
adalah suatu proses koordinasi yang terus-menerus dilakukan oleh seluruh
anggota organsasi untuk menggunakan sumber daya dalam upaya memenuhi berbagai
tugas organisasi yang dilakukan dengan efisien dan efektif.[2]
Unsur-unsur
manajemen, antara lain :
1. Ada
manusianya
2. Ada
materialnya
3. Mempunyai
uang
4. Mempunyai
waktu.
5. Memiliki
prosedur / undang-undang
6. Dan
memilki tujuan.
Fungsi
manajemen, antara lain :
1. Planning
(perencanaan)
2. Organizing
(pengorganisasian)
3. Actuating
(pelaksanaan)
4. Controling
(kontrol / pengawasan)[3]
Kecerdasan
manajerial yang sangat diperlukan bagi
seorang manajer untuk bisa bekerja sama dengan dan mengerjakan sesuatau melalui
orang lain. Berikut adalah berbagai klasifikasi kemampuan manajerial yang amat
berguna untuk dipertimbangkan sebagai langkah awal mengerjakan berbagai tugas
manajerial. Yaitu :
1. Kemampuan
mencipta, yang meliputi :
a. Selalu
mempunyai ide-ide bagus
b. Selalu
memperoleh solusi untuk berbagai problem yang biasa dihadapi
c. Mampu
mengantisipasi berbagai konsekuensi dari pelaksanaan berbagai keputusan
d. Mampu
menggunakan kemampuan berpikir imajinatif (lateral
thingking) untuk manghubungkan sesuatu dengan yang lainnnya, yang tidak
bisa muncul dari analisis.
e. Menggunakan
imajinasi.
2. Kemampuan
membuat perencanaan, yang meliputi:
a. Mampu
menghubungkan kenyataan sekarang dengan kebutuhan esok
b. Mampu
mengenali apa-apa yang penting saat itu dan apa-apa yang benar mendesak
c. Mampu
mengantisipasi kebutuhan mendatang
d. Mampu
malakukan analisis
3. Kemampuan
mengorganisasi, yang meliputi:
a. Mampu
mendistribusikan tugas dan tanggung jawab yang adil
b. Mampu
membuat putusan ssecara cepat
c. Selalu
berada di muka saat pertanggung jawaban
d. Selalu
bersikap tenang dalam menghadapi kesulitan
e. Mampu
mengenali pekerjaan itu sudah selesai dan sempurna dikerjakan
4. Kemampuan
berkomunikasi, yang meliputi:
a. Mampu
memahami orang lain
b. Mampu
dan mau mendengarkan orang lain
c. Mampu
menjelaskan sesuatu pada orang lain
d. Mampu
membuat orang lain berbicara
e. Bijak
f. Toleran
terhadap kesalahan orang lain
g. Mampu
mengucapkan terima kasih pada orang lain dan selalu mendorong orang lain untuk
maju
h. Selalu
memelihara agar setiap orang memperoleh informasi yang diperlukan
i.
Selalu mengikuti dan memanfaatkan
teknologi informasi.
5. Mampu
memberi motivasi, yang meliputi:
a. Mampu
memberi inspirasi pada orang lain
b. Menyampaikan
tantangan yang realistis
c. Membantu
orang lain untuk mencapai tujuan dan target
d. Membantu
orang lain untuk menilai konstribusi dan pencapaiannya sendiri
6. Mampu
melakukan evaluasi, yang meliputi:
a. Mampu
membandingkan antara hasil yang dicapai dengan tujuan
b. Mampu
melakukan evaluasi diri
c. Mampu
melakukan evaluasi terhadap pekerjaan orang lain
d. Mampu
melakukan tindakan pembenaran saat diperlukan.[4]
B. PANDANGAN
TENTANG PENDIDIKAN
1. Arti
Pendidikan secara etimologi
Pendidikan
bersala dari bahaa yunani yaitu “Paedagogie”. Yang terdiri dari kata “PAIS” ,
artinya anak, dan “AGAIN” diterjemahkan membimbing, jadi paedagogie yaitu
bimbingan yang diberikan kepada anak.
2. Secara
definitif pendidikan (Paedagogie) diartikan oleh para tokoh pendidikan, sebagai
berikut :
a) John
Dewey
Pendidikan
adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fumdamental secara intelektual
dan emosional kearah alam dan sesama manusia.
b) Langeveld
Mendidik
adalah mempengaruhi anak dalam usaha membimbingnya supaya menjadi dewasa. Usaha
membimbing adalah usaha yang disadari dan dilaksanakan dengan sengaja antara
orang dewasa dengan anak/ yang elum dewasa.
c) Hoogeveld
Mendidik
adalah membantu anak supaya ia cukup cakap menyelnggarakan tugas hidupnya atas
tanggung jawabnya sendiri.
d) SA.
Bratanata dkk.
Pendidikan
adalah usaha yang disengaja diadakan
baik langsung maupun dengan ara yang tidak langsung untuk membantu anak dalam
perkembangannya mencapai kedewasaannya.
e) Rousseau
Pendidikan
adalah memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa anak-anak, akan tetapi
kita membutuhkannya pada waktu dewasa.
f) Ki
Hajar Dewantara
Mendidik
adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka
sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
g) GBHN
Pendidikan
adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan
di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.[5]
Pada umumnya masalah pendidikan dapat
dibahas melalui 2 segi :
1. Segi
pengertian pendidikan.
Sebagaimana
yang telah disampaikan diatas tadi.
2. Segi
pandangan pendidikan terhadap sasarannya
Manusia
bukanlah seekor makhluk biologis, melainkan seorang pribadi, seorang person,
seorang subyek, artinya ia mengerti akan dirinya, ia mampu menempatkan dirinya,
ia mampu menempatkan dirinya dalam situasinya, ia dapat mengambil sikap dan
menentukan dirinya, nasibnya ada di tangan sendiri. (Driyarkarya 1980: 82)
Anak
didik adalah manusia muda, manusia yang msih dalam taraf potensial, manusia
yang belum sampai pada taraf “maksimal” maka dari itu, mengapa pendidikan atau
mendidik itu disebut suatu perbuatan fundamental. Sebabnya, karena itu adalah
proses hominisasi dan humanisasi, yaitu perbuatan yang menyebabkan manusia
menjadi manusia (Driyarkarya, 1980 : 87). Proses hominisasi artinya penjadian
manusia, yaitu manusia dari taraf potensial, ketaraf “maksimal” (telah mampu
berbuatsebagai selayaknya manusia), sedanngkan proses humanisasi menunjukkan
perkembangan yang lebih tinggi. Humanismus berarti perkembangan kebudayaan yang
lebih tinggi.
Pentingnya Pendidikan
Kata
pendidik bagi awam atau pembaca umumnya langsung mengkaitkan dengan masalah
sekolah dalam arti pertemuan guru dengan muridnya. Sehingga orang tua merasa
berkewajiban untuk mendidik anaknya baik secara langsung maupun tidak langsung
lewat persekolahan.
Mengapa pendidikan itu penting?
Hal
ini dapt disoroti lewat:
1) Segi
anak
Anak
adalah mahluk yng sedang tumbuh, olehkarena itu pendidikan penting sekali
karena mulai sejak bayi belum dapat berbuat sesuatu unutk kepentingan dirinya,
baik untuk mempertahankan hidup maupun merawat diri, semua kebutuhan tergantung
ibu/ orang tua.
Bandingkan
saja dengan anak binatang, misalnya ayam dalam waktu yang relatif singkat si
anak ayam sudah mampu untuk jalan dan makan sendiri, tidak demikian halnya
dengan manusia. Oleh sebab itu anak/ bayi manusia memerlukan bantuan,
pelayanan, dorongan dari orang lain demi mempertahnkan hidup dengan mendalami
belajar setahap demi setahap unutk memperoleh kepandaian, ketrampilan dan
pembentukan sikap dan tingkah laku sehingga lambat laun dapat berdiri sendiri
yang semuanya itu memerlukan waktu yang cukup lama.
2) Segi
orang tua
Pendidikan
adalah karena dorongan orang tua yaitu hati nuraninya yang terdalam yang
mempunyai sifat kodrati untuk mendidik anaknya baik dalam segi phisik, sosial,
emosi maupun inteligensinya agar memperoleh keselamatan, kepandaian, agar mendapat
kebahagiaan hidup yang mereka idam-idamkan, sehingga ada tanggung jawab moral
atas hadirnya anak tersebut yang diberikan oleh tuhan yang maha esa untuk dapat
dipelihara dan didik dengan sebaik-baiknya.[6]
Fungsi Pendidikan
Fungsi pendidikan dalam arti mikro (sempit)
ialah membantu (secara sadar) perkembangan jasmani dan rohani peserta didik.
Fungsi pendidikan secara makro (luas) ialah sebagai alat :
a. Pengembangan
pribadi
b. Pengembangan
warga negara
c. Pengembangan
kebudayaan
d. Pengambangan
bangsa.[7]
C. PENGERTIAN
MANAJEMEN PENDIDIKAN
Manajemen
pendidikan dapat diberi makna dari beberapa sudut pandang sebgai berikut :
1. Manajemen
pendidikan sebagai kerjasama untuk mencapai tujuan pendidikan
2. Manajemen
pendidikan sebagai proses untuk mencapai tujuan pendidikan
3. Manajemen
pendidikan sebagai suatu sistem
4. Manajemen
pendidikan sebagai upaya pendayagunaan sember-sumber untuk mencapai tujuan
pendidikan
5. Manajemen
pendidikan sebagai kepemimpinan mamajemen
6. Manajemen
pendidikan sebaga proses pengambilan keputusan
7. Manajemen
pendidikan sebagai aktivitas komunikasi
8. Manajemen
pendidikan dalam pengertian yang sempit sebagai kegiatan ketatausahaan di
sekolah.
Makna
manajemen pendidikan :
1. Manajemen
pendidikan mempunyai pengertian kerja sama untuk mencapai tujuan pendidikan.
Seperti kita ketahui tujuan pendidikan itu merentang dari tujuan yang sederhana
sampai dengan tujuan yang kompleks, tergantung lingkup dan tingkat pengertian
pendidikan mana yang dimaksud.
2. Manajemen
pendidikan mengandung pengertian proses untuk mencapai tujuan pendidikan.
Proses itu dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemantauan,
dan penilaian perencanaan meliputi kegiatan menetapkan apa yang ingin dicapai,
bagaimana mencapai, berapa lama, berapa orang diperlukan, dan berapa banyak
biayanya. Perencanaan itu dibuat sebelum suatu tindakan dilaksanakan.
Pengorganisasian
diartikan sebagai kegiatan membagi tugas-tugas kepada orang yang terlibat dalam
kerja sama pendidikan tadi. Karena tugas-tugas ini demikian banyak dan tidak dapat
diselesaikan oleh satu orang saja, maka tugas-tugas ini dibagi untuk dikerjakan
masing-masing anggota organisasi.
Pengarahan
diperlukan agar kegiatan yang dilakukan bersama itu tetap melaui jalur yang
telah ditetapkan. Tidak terjadi penyimpangan yang dapat menimbulkan terjadinya
pemborosan. Semua orang yang bekerja untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya, harus tetap ingat dan secara konsisten menuju tujuan
itu.
Disamping
pengarahan, suatu kerja sama juga memerlukan proses pemantauan (monitoring) yaitu, suatu kegiatan untuk
mengumpulkan data dalam usaha mengetahui sudah sampai seberapa jauh kegiatan
pendidikan telah mencapai tujuannya. Dan kesulitan apa saja yang ditemui dalam
pelaksanaan itu.
3. Manajemen
pendidikan dapat dilihat dengan kerangka berfikir sistem. Sistem adalah
keseluruhan yang terdiri dari bagian-bagian dan bagian-bagian itu berinteraksi
dalam suatu proses utuk mengubah masukan menjadi keluaran.
masukan
keluaran
murid
lulusan
pengertian
ini kelihatannya sulit, tetapi sebenarnya tidak demikian. Ambillah contoh suatu
sekolah dasar. Sekolah dasar itu merupakan suatu keseluruhan yang memproses
murid menjadi lulusan.
4. Manajemen
pendidkan juga dapat dilihat dari segi afetifitas pemanfaatan sumber. Jika
manajemen dilihat dari sudut ini,
perhatian tertuju kepada usaha untuk melihat pakah pemanfaatan sumber yang ada
dalam mencapai tujuan pendidikan itu
sudah mencapai sasaran yang ditetapkan dan apakah dalam pencapaian tujuan itu
tidak terjadi pemborosan. Sumber yang dimaksud ialah berupa sumber manusia,
uang, sarana dan prasarana maupun waktu.
5. Manajemen
pendidikan juga dapat dilihat dari segi kepemimpinan. Manajemen pendidikan
dilihat dari kepemimpinan merupakan usaha untuk menjawab pertanyaan bagaimana
dengan kemampuan yang dimiliki adminstrator pendidikan itu ia dapat
melaksanakan tut wuri handayani, ing
madyo mangun karso, dan ing ngarso sung tulodo dalam pencapaian tujuan
pendidikan.
6. Manajemen
pendidikan juga dpat dilihat dari proses pengambilan keputuan. Kita tahu bahwa
melakukan kerja sama dan memimpin kegiatan sekelompok orang bukanlah pekerjaan
yang mudah. Setiap kali. Administrator dihadapkan kepada bermacam-macam
masalah, dan ia harus memecahkan masalah itu. Untuk memecahkan masalah itu diperlukan
kemampuan dalam mengambil keputusan, yaitu memilih kemungkinan tindakan yang
terbaik dari sejumlah kemungkinan-kemungkinan tindakan yang dapat dilakukan
7. Manajemen
pendidikan juga dpat dilihat dari segi komunikasi. Komunikasi dapat diartikan
sederhana sebagai usaha untuk membuat orang lain mengerti apa yang kita
maksudkan, dan kita juga mengerti apa yang dimaksudkan orang lain. Jika didalam
kerja sama tidak ada komunikasi, maka orang yang bekerja sam itu saling tidak
mengetahui apa yang dikerjakan atau apa yang diinginkan teman sekerjanya.
Bilahal ini terjadi, sebenarnya kerja sama itu tidak ada dan oleh karena itu
administrasi pun tidak ada.
8. Manajemen
sering kali diartikan dalam pengertian yang sempit yaitu katatausahaan yang
intinya adalah kegiatan rutin cata-mancatat, mendokukmentasikan kegiatan,
menyelenggrakan surat-menyurat dengan segala aspeknya. Serta mempersiapkan
laporan. Pengertian yang demikian tidak terlalu salah, karena setiap aspek
kegiatan adinistrasi dengan pengertian diatas, selalu memerlukan kegiatan
pencatatan.
Dibagian
depan sudah diuraikan sedikit bahwa manajemen pendidikan dapat ditinjau dari
sudut yang berbeda. Proses ini merupakan daur (siklus) yang dimulai dari :perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengkoordinasian, pembiayaan, pemantauan dan penilaian.[8]
Manajemen pendidikan memiliki
karakteristik yang membedakan dengan manajemen lainnya dalam bidang layanan
jasa lainnya. Menurut Tony Bush, perbedaan-perbedaan tersebut meliputi (bush,
1986: 5-6) :
1. Tujuan
dari lembaga pendidkan berbeda dengan layanan jasa lainnya, dan tidak mudah
untuk didefenisikan dibanding dengan manajemen perdagangan umpamanya. Karena
pendidikan bertugas mendidik anak-anak agar memiliki berbagai nilai, bahkan
kepercayaan yang semuanya sukar untuk diukur. Beda dengan perdagangan, sangat
mudah untuk dihitung, kendati demikian, banyak aspek dari hasil pendidkan yang
mudah dan bisadiukur, kendati banyak pula yang sukar untuk mengukurnya.
2. Kemudian,
dalam pendidikan aspek tujuan termasuk yang sukar pula diukur tingkat
ketercapaiannya, apakah tujuan pendidikan itu telah tercapai atau belum saat
seorang siswa telah menyelesaikan pendidikannya pada jenjang dan jenis
tertentu.
Tanggung
jawab manajemen adalah pada manejernya, yaktni koordinator atau direktur dari
sebuah organisasi,atau dalam konteks sekolah adalah kepala skolah, yang
memperoleh tanggung jawab individual untuk melakukan monitoring aliran kerja, mengintegrasikan berbagai usaha dan upaya,
mencapai tujuan dan memimpin sekolah secara efisien dan efektif. Yakni mampu
melakukan pengambilan pilihan yang tepat dan mendorong berbagai aktivitas agar
organisasinya bisa mencapai tujuan, serta mampu menggunakan semua sumber daya
untuk mencapai semua tujuan organisasinya itu carlisle, 1987: 6). Sesuai bidang
tanggung jawabnya itu, maka seorang kepala sekolah, sebagai manajer harus
memiliki dua kriteria utama, yakni pengetahuan teknis dan keterampilan
manajerial. Kamapuan teknis ialah kemampuan atau pengetahuan yang dapat
meningkatkan kualitas pelaksanaan tugas serta pelayanan. Sedangkan kemampuan
manajerial ialah keterampilan mengarahkan semua anggota organisasinya untuk
mengerjakan tugas sesuai dengan bidangnya dan kewenangannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Ihsan, Fuad, Drs. H, Dasar-dasar Kependidikan, PT. Rineka
Cipta, Jakarta, 2005
Suryosubrto, B, Drs, Manajemen Pendidikan Di Sekolah, PT. Rineka Citra, Jakarta, 2004
Rosyada, Dede, Prof. Dr. Paradigma Pendidikan Demokratis, Kencana Prenada Media Group,
Jakarta, 2007
Ahmadi, Abu, Drs. H, Uhbiyati, Nur, Dra. Ilmu pendidikan, PT. Rineka Citra,
Jakarta, 2001
Daryanto, M, Drs. H, Administrasi Pendidikan, PT Rineka Citra, jakarta, 2006
[1]
Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., Paradigma
Pendidikan Demokratis. Hal : 222
[2]
Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., Paradigma
Pendidikan Demokratis. Hal : 223
[3]
Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., Paradigma
Pendidikan Demokratis. Hal : 229
[4]
Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., Paradigma
Pendidikan Demokratis. Hal : 227
[5]
Drs. H. Abu Ahmadi & Dra. Nur Uhbiyati, Ilmu
Pedidikan, hal : 68-70
[6]
Drs. H. Abu Ahmadi & Dra. Nur Uhbiyati, Ilmu
Pedidikan, hal : 74
[7]
Drs. H. Fuad Ihsan, dasar-dasar
kependidikan, hal: 11
No comments:
Post a Comment